Juruketik.com – Ragam pola lucu dan tingkah laku menggemaskan ditunjukkan anak-anak, khususnya anak usia taman kanak-kanak (TK) saat menjawab pertanyaan yang disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Kota Bogor Tahun 2023 di Alun-alun Kota Bogor, Sabtu (29/7/2023).
Kepada anak-anak yang hadir dalam peringatan HAN Tingkat Kota Bogor, Bima Arya memberikan sejumlah pertanyaan seputar Kota Bogor dan hal lainnya terkait anak-anak.
Diantaranya Kiki, salah seorang anak TK yang dengan berani maju saat Bima Arya menanyakan siapa yang suka berkemah. Dengan tingkah polos khas anak kecil, Kiki mengaku suka berkemah dan naik ke atas pohon.
Berikutnya, Mahesa mirip dengan Kiki namun lebih ekspresif yang lebih memilih uang Rp 250 ribu sebagai hadiah dibanding memilih yang lain ketika berhasil menjawab apa cita-citanya.
Sementara itu, salah seorang pelajar SMP Negeri 9 Kota Bogor, Intan Herawati yang menjawab tentang berkemah, menuturkan dengan berkemah akan melatih diri dan melatih fisik anak untuk lebih mandiri.
Di hadapan anak-anak mulai dari TK, siswa SD hingga SMA, Bima Arya menyampaikan tidak ada yang lebih indah daripada pergi ke alam karena akan melatih diri dan pergaulan dengan semua, baik dengan manusia atau makhluk hidup lainnya.
Sebab kata dia, hidup ini adalah seni bergaul, hidup adalah silaturahmi, bukan tentang siapa yang paling pintar, bukan tentang siapa yang paling jago dan bukan juga tentang siapa yang paling kaya.
“Hidup itu seni untuk menempatkan diri, hidup itu berkawan sebanyak-banyaknya, melatih berkomunikasi dan kemampuan hubungan sosial. Hidup itu indah sekali, jauh lebih indah daripada layar gadget, dunia ini tidak selebar layar gadget, indahnya luar biasa. Jangan sia-siakan waktu dan hidup kalian hanya melototin layar gadget atau HP. Dengan bersosialisasi dan cinta alam, Insya allah kalian akan menjadi anak-anak yang tangguh,” tutur Bima Arya
Ketua TP PKK Kota Bogor, Yane Ardian saat sambutan menyebutkan, rumah merupakan pusat perlindungan bagi anak-anak.
Yane menuturkan dari rumahlah keluar karakter anak-anak yang sesungguhnya. Jika orang tua terbiasa menggunakan kata-kata yang tidak baik terhadap anaknya, pada awal si anak akan kaget namun kelamaan akan terbiasa. Artinya keluarga itu melahirkan anak-anak yang terbiasa mendengarkan kata-kata yang tidak baik. Dampak kedua adalah anak tersebut akan menularkan kata-kata yang tidak baik kepada teman-temannya.
“Kalau ayah bunda terbiasa mengeluarkan kata-kata tidak baik, akan terbiasa bagi anak-anaknya dan menularkan kepada teman-temannya yang pada akhirnya mereka anggap sebagai bullying karena tidak terbiasa dengan perkataan tersebut,” ungkap Bunda PAUD Kota Bogor ini.
Kekerasan terhadap anak ada tiga, yaitu fisik bisa berupa pukulan atau sesuatu yang menyentuh tubuh, verbal berupa kata-kata tidak baik yang dikeluarkan dan kekerasan seksual. Setiap anak harus bisa membedakan dan melindungi diri agar jangan ada satu orang pun yang melakukan kekerasan terhadap dirinya.
“Kolaborasi orang tua, tenaga pendidik dan pemerintah sebagai bapak dari anak-anak harus saling bersinergi dan saling berjejaring agar anak-anak terlindungi. Jika terjadi harus dilaporkan kepada pihak-pihak yang berhak mendapatkan laporan tersebut dan berhak menanganinya. Pengaruh penggunaan gadget oleh anak jangan disepelekan karena bisa mempengaruhi emosi anak,” kata Yane.(Red)