Menurutnya, program-program seperti ini seharusnya tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga mengajak DPRD untuk berkolaborasi melalui koordinasi dan informasi yang lebih baik terkait program yang ada.
“Memang sudah ada anggota DPRD yang terlibat, yaitu Ibu Karina. Namun, tidak boleh hanya satu orang saja. Adakan komunikasi dengan kami (DPRD), dan kami siap membantu serta ikut dilibatkan,” ujar Sugeng.
“Kita pasti siap mendukung. Sesuatu yang baik untuk warga pasti akan kami bantu. Pada dasarnya, tugas kami adalah mewakili kepentingan warga, jadi pasti kami akan terlibat,” sambungnya
Di lokasi yang sama, Wakil Wali Kota Terpilih, Jenal Mutaqin, menegaskan bahwa penanganan stunting di Kota Bogor menjadi tugas yang diberikan kepadanya oleh Presiden Prabowo untuk segera dituntaskan.
Untuk itu, ia menyatakan kesiapan untuk menjadi komando menuju target ‘Kota Bogor Zero Stunting’ dalam lima tahun ke depan.
“Penanganannya harus jelas, mulai dari kesehatan hingga lingkungan tempat tinggal. Tidak boleh hanya bersifat seremonial seperti sekadar difoto sambil memberikan telur atau ayam. Tapi kita harus fokus dan bersama-sama mengepung masalah ini agar Kota Bogor bisa mencapai zero stunting,” ujarnya.
Ia juga meminta agar Bapperida menyusun kajian yang dapat merumuskan metode efektif untuk menurunkan angka stunting, sehingga ada semacam ‘masterplan’ dalam upaya fokus penurunan stunting di Kota Bogor. (*)