“Kita ingin ada akses dua arah, sedang kita diskusikan dan dikomunikasikan dengan dinas terkait, termasuk dengan pengembang pasar Jambu Dua,” kata Jenal.
Menurutnya untuk kelebihan pasar Jambu Dua ini lebih representatif dibanding sebelumnya. Ke depan pasar ini akan lebih nyaman, kemudian keamanannya lebih terjamin karena pasar bersih ini terpantau CCTV dan petugas keamanan selama 24 jam.
“Ke depan pasar ini menjadi pasar 24 jam. Jadi setelah pasar Tekum, pasar induk terbesar di Kota Bogor itu pasar Jambu Dua,” jelasnya.
Selain itu kata Jenal, pasar Jambu Dua dan pasar Gembrong Sukasari ini akan menjadi ikon pasar bersih dengan beberapa kemudahan-kemudahan bagi para pedagang. Pertama yang diberikan oleh investor booking fee rendah.
“Saya tanyakan kemarin di angka Rp 1 juta sudah bisa booking fee. Kedua, DP (down payment) kecil dengan bunga rendah karena menggunakan KUR. Jadi beberapa pedagang sudah melalui pinjaman ke bank dengan bunga kurang lebih 6%, kemudian DP yang sudah harus masuk ke pengembang atau investor sekitar 10 persen. Kita juga akan memberikan services hutang pedagang. Kita akan berikan diskon kepada para pedagang yang memiliki hutang, tentunya besarannya diskonnya akan variatif, ya mungkin 30 persen, 50 persen, bahkan kita berani untuk kasus tertentu di angka 60 persen,” tuturnya.
Untuk kemudahan pasar Gembrong Sukasari sama dengan pasar Jambu Dua. Pihaknya ingin dari segi lalu lintas ada rerouting angkot agar bisa masuk ke area pasar.
“Yang jelas kita ingin pasar Gembrong Sukasari itu dikelola secara modern meskipun pasar rakyat. Kemudian kemudahan-kemudahan juga diberikan kepada pedagang sama ya. Bahkan free dulu, yang penting daftar dulu itu juga pernah dibahas dengan pengembang,” katanya.
“Pada intinya berapapun booking fee dari pedagang akan diterima oleh pengembang, kemudian DP juga bisa sampai 10% di situ dengan menggunakan bunga KUR 6 persen. Kita juga sedang mencarikan selain ke lembaga keuangan perbankan, kita coba komunikasikan dengan Pegadaian ada peluang-peluang, misalnya yang tidak lolos BI checking, apakah boleh atau tidak di Pegadaian, ini sedang kita coba pelajari juga,” tuturnya.
Jenal menyebut, progres pembangunan pasar Jambu Dua kurang lebih sudah 80 persen dan pasar Gembrong Sukasari kurang lebih sudah 78 persen.
“Mudah-mudahan pasar Jambu Dua bisa diresmikan 18 April dan untuk Pasar Gembrong Sukasari untuk selesai semua mungkin di bulan Mei, tapi untuk soft launching bisa di akhir april,” katanya.
Untuk pendaftaran pedagang sudah berjalan, baik melalui unit pasar maupun kepada investor langsung. Untuk los sekitar Rp 32 juta per meter untuk 20 tahun, kemudian kios Jambu Dua sekitar Rp 37 juta per meter untuk 20 tahun. Di pasar Sukasari sekitar Rp 37 juta per meter untuk 20 tahun.
“Proses pembayarannya bisa dicicil melalui perbankan, sekitar 5 tahunan,” ujar Jenal.
Di masa kepemimpinannya ia berkomitmen ingin melanjutkan program yang sudah ada. Pertama membangun pasar Merdeka dan revitalisasi pasar Bogor.
“Untuk percepatan dan inovasi kami akan lakukan pembangunan pasar secara bertahap. Jadi 2024 mungkin bisa pasar Merdeka dan pasar Bogor, 2025 di Taman Kencana kemudian 2026 di Padasuka, 2026, 2027 dan 2028 kita harus mencari bisnis baru, seperti Kujang Fresh dan potensi billboard,” ujar Jenal.