Juruketik.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat Press tour terkait Kebijakan Merdeka Belajar ke Kota Bogor.
Press Tour yang diikuti oleh 15 orang dari berbagai lintas sektor dan media itu diterima langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim di ruang Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (16/5/2023).
Kepala BBPMP, Sri Wahyuningsih pada bulan merdeka belajar ini pihaknya mendapat tugas untuk berdiskusi, menerima masukan serta informasi dan capaian implementasi Kurikulum Merdeka.
Dipilihnya Kota Bogor untuk melaksanakan Press Tour karena menjadi salah satu kota yang menerapkan implementasi kurikulum merdeka secara menyeluruh dan berada di urutan keempat se-Jawa Barat.
“Jadi ada enam indikator penerapan Merdeka Belajar dan mengajar ini. Salah satunya adalah bagaimana setiap wilayah dapat melakukan upaya peningkatan terhadap program di sekolahnya, karena ini salah satu strategi meningkatkan mutu pendidikan,” katanya.
Indikator selanjutnya adalah fasilitas yang diberikan terhadap kurikulum belajar dengan digitalisasi.
“Capaian di Kota Bogor ini mampu melampaui ekspektasi yang kita harapkan. Jadi capaiannya sudah sangat bagus, tinggal perlu dilengkapkan saja,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu perwakilan dari jurnalis yang mengikuti Press Tour dipersilahkan untuk menanyakan terkait dengan Merdeka Belajar.
Beberapa pertanyaan yang dilontarkan diantaranya adalah soal implementasi Merdeka Belajar dan cara Kota Bogor meningkatkan mutu pendidikan dan menambah sekolah.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyampaikan, model Merdeka Belajar ini bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk juga fokus terhadap minat bakat dan kemampuan di bidang seni, sosial, kebudayaan, olahraga dan sebagainya sehingga disamping yang utama di bidang akademis siswa juga bisa mengembangkan minat bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Dedie pun mengapresiasi salah satu sekolah dasar yakni SDN Bubulak 3 yang dalam situasi dan kondisi yang ada semangat untuk menerapkan Merdeka Belajar.
“Saya yakin dengan komunikasi, akselerasi yang dibangun sejak awal, baik dengan provinsi maupun pemerintah kota serta peserta didik dan orang tua kemudian lahir secara alami implementasi Merdeka Belajar,” ujarnya.
Karena lanjut Dedie ujung dari Merdeka Belajar adalah terbangunnya siswa-siswi berkarakter untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Di Kota Bogor lanjut Dedie Pemkot melalui dinas memiliki berbagai program untuk mendorong Merdeka Belajar.
Namun ia mengakui bahwa ada persoalan teknis yang dihadapi Kota Bogor terkait lama sekolah.
Karena rata-rata anak sekolah di Kota Bogor masih berada di tingkat SMP.
“Jadi kami mendorong terutama terjadinya peningkatan jumlah sekolah yang memadai di Kota Bogor, karena saat ini sekolah SMA negeri di Kota Bogor hanya berjumlah 10 sekolah,” katanya.
Dedie pun mengapresiasi program Merdeka Belajar yang bisa meningkatkan mutu pendidikan di Kota Bogor lebih baik lagi.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto mengatakan Merdeka Belajar juga sejalan dengan program Bogor Berlari. Saat ini Kota Bogor terus menggencarkan digitalisasi sekolah.
“Penerapan kurikulum Merdeka Belajar di Bogor SD, PAUD sudah 100 persen dan SMP 99,1 persen. Ke depan kami akan terus diskusi dan mengakselerasi, karena ini belum cukup. Dan kami juga sedang menyiapkan payung hukum Merdeka Belajar untuk masuk ke dalam percepatan Merdeka Belajar,” ujarnya.
Dalam penerapan Merdeka Belajar di Bogor lanjut Sujatmiko, peran pengawas sangatlah penting karena mereka menjadi ujung tombak di lapangan dalam pengawasan Merdeka Belajar.
Pada kesempatan itu Kepala Sekolah SDN Bubulak 3, Erawati berbagi pengalaman dalam meimplementasikan Merdeka Belajar.
Pihaknya yang sudah mengikuti berbagai diklat memulai Merdeka Belajar dengan melakukan praktik baik, kemudian mencari tahu tentang Merdeka Belajar, berkolaborasi dengan para kepala sekolah dan mengikuti arahan dari dinas.
“Saya mulai dengan praktik baik yaitu membuat program didalam Merdeka Belajar itu, karena dalam Merdeka Belajar juga harus mengeksplor bakat dan minat siswa,” ujarnya.
Ia pun kemudian bersama kepala sekolah mengimplementasikan Merdeka Belajar dengan mengikuti peran dan arahan dari pengawas Dinas Pendidikan Kota Bogor.(Red/*)