Juruketik.com – Tingkat kepedulian terhadap sampah di Indonesia sangat rendah. Data tersebut diungkap oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Fungsional Ahli Madya Pengendali Dampak Lingkugan KLHK Tedi Setia Mahendra dari data Bappenas.ll
Secara regulasi kata Tedi KLHM mendorong pengendalian sampah melalui bernagai kebijakan yang harus diimplementasikan diringkat wilayah. Ini juga sebagai upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah.
“Kepedulian masyarakat terhadap sampah ini kecil 28 persen, ada 72 persen tidak peduli mudah-mudahan ini mampu mendongkrak makanya kalau ini masih dan ekspansi punya nilai gede ini akan mendongkrak itu,” ujarnya.
Secara nasional kata Tedi KLHK menargetkan tingkat kepedulian terhadap sampah di tahun 2025 mencapai 50 persen. Sebagai upaya mengendalikan sampah non organik jenis botol plastik pemerintah Kota Bogor menggandeng berbagai perusahaan.
Satu diantaranya adalah program teranyar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor bekerjasama dengan Indosat Ooredoo Hutchison untung menhadirkan mesin penukaran sampah non organik jenis botol plastik dengan pulsa.
Penggunaannya cukup mudah, satu botol plastik sekali pakai dimasukan ke dalam mesin yang sudah disediakan dilantai bawah Mal BTM.
Kemudian pengguna tinggal memasukan nomer telpon. Secara otomatis pada penggunaan pertama satu botol plastik akan ditukar pulsa sebesar Rp.10ribu. Sedangkan pada penukaran selanjutnya dihargai Rp56perak.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan dalam sehari sampah yang dihasilkan di Kota Bogor dalam sehari mencapai 650ton.
Dari total tersebut sebanyak 14 persennya adalah sampah non organik atau sampah plastik.
Discussion about this post