“Kemudian tersangka menganiaya korban dengan sajam berupa pisau sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” sambungnya.
Adapun, yang menjadi penyebab korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir, yakni luka sayatan di bagian leher kiri yang mengiris pembuluh leher.
“Berdasarkan hasil autopsi terdapat 22 luka tusukan. (Tapi) dari luka-luka tersebut tidak menyebabkan kematian,” ucap Kombes Pol Eko Prasetyo.
“Namun ada satu luka dibagian leher kiri yang sampai mengiris pembuluh leher, sehingga mengakibatkan penyumbatan aliran darah di paru-paru sehingga oksigen karbondioksida tidak terjadi. Sehingga sel-sel diseluruh tubuh kekurangan oksigen sampai dengan otak,” sambung dia.
“Dari hasil ini, penyebab kematian berdasarkan gorokan terkahir yang dilakukan tersangka dibagian leher,” lanjutnya.
Atas perbuatannya, ditambahkan Kapolresta, tersangka terancam dijerat Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 1 ayat 3 KUHPidana dengan acamana hukuman paling lama 20 tahun dan penjara seumur hidup.
“Tidak ada perilaku istimewa disini. Intinya jajaran Polresta Bogor Kota tidak memberikan ruang bagi pelaku semua tindak pidana kekerasan dan lain-lain di Kota Bogor. Semua akan kami tindak tegas dan tidak pandang bulu,” ujar Kapolresta seraya menjawab perihal kabar orang tua pelaku merupakan salah satu pengacara ternama di tanah air.
Ditempat sama, Farida Felix mengaku terpukul atas kejadian yang menimpa korban. Perempuan yang berprofesi sebagai pengacara ini pun mengaku ingin bertemu dan meminta maaf kepada keluarga korban atas kasus yang dilakukan oleh anaknya.
“Saya sebenarnya ingin bertemu dengan keluarganya Septian ingin, tapi saya gak tahu rumahnya dan alamatnya, saya gak tahu nomor teleponnya, saya gak tahu bagaimana menghubunginya,” kata Farida Felix usai kegiatan pres rilis di Mako Polresta Bogor Kota pada Senin, 20 Januari 2025.
“Kalau bisa bagaimana orang tuanya saya bertemu, saya berlutut minta maaf kepada ibunya dan istirinya Septian, karena anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya,” sambungnya.
Sementara, dirinya juga mengungkapkan selama korban bekerja dirumahnya sebagai satpam, Septian merupakan sosok yang baik dan perhatian.
“Saya sangat sedih, Septian itu anak yang baik, dia selalu mengucapkan selamat pagi bu, selamat malam bu, itu yang selalu diucapkan dia kepada saya,” kenangnya. (Adm)