Juruketik.com – Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar – Mahfud Kota Bogor, menggelar Nonton Bareng (Nobar) debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Acara nobar dilaksanakan di posko TPD Kota Bogor di kawasan Jalan Ciremai, Kecamatan Bogor Tengah, pada Jumat 22 Desember 2023 malam.
Debat Pilpres 2024 seri kedua dihelat di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat, menghadirkan tiga cawapres, yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD dan disiarkan secara langsung oleh sejumlah televisi nasional. Debat Cawapres ini memang ditungu-tunggu oleh masyakarat Indonesia, bahkan tak jarang mereka sampai menggelar nonton bersama di beberapa daerah, tak terkecuali di Kota Bogor.
Riuh dan ramai saat debat ketiga cawapres dimulai, semua pendukung semangat menonton untuk melihat jagoannya berdebat. Ketiga cawapres memaparkan visi dan misi hingga adu argument antar cawapres membuat masyarakat semakin yakin dengan pilihannya pada Februari 2024 mendatang
Saat debat, pasangan Ganjar-Mahfud menjadi sorotan karena datang mengenakan pakaian adat, Mahfud MD mengenakan pakaian daerah asalnya, Madura. Adapun capres Ganjar Pranowo mengenakan pakaian adat Rote.
Awal mulai debat, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyoroti maraknya korupsi di Indonesia sebagai penghalang terbesar untuk mencapai kemakmuran ekonomi.
“Ada yang bertanya kepada kami: ‘mungkin tidak Anda mentargetkan mendapat pertumbuhan ekonomi 7% di dalam satu tahun karena di dalam sejarah reformasi tidak pernah sampai tumbuh sebanyak 7%’,” tutur Mahfud MD.
Dia menambahkan bahwa, menurut pihak yang bertanya itu, tingkat pertumbuhan ekonomi setinggi itu hanya tercapai pada periode 1981-1991 pada era Orde Baru.
“Lalu pertanyaan itu saya sampaikan kepada beberapa orang ahli. Lalu mereka mengatakan hanya karena kebodohan kita, kita ini tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7% karena ini kita raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat.
Masalahnya apa? Masalahnya banyak korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi yaitu sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor dan investasi.”
Mahfud MD menyoroti hasil riset Transparansi Internasional yang mengatakan korupsi terjadi secara masif di eksekutif, yudikatif, dan legislatif “secara besar-besaran.”