Juruketik.com – Pemkot Bogor sedang mengejar menjadi Kota Kreatif. Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor berupaya keras mendorong kota hujan menjadi Kota Kreatif UNESCO yang diakui secara mendunia. Seperti apa?
Konteks pembangunan kota kreatif di Indonesia berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, yakni ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Selain itu, kebijakan pembangunan jangka panjang di daerah sudah terdapat pertumbuhan ekonomi kreatif. Harapannya dapat meratakan pembangunan di daerah dan mendorong percepatan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi dengan menggali potensi daerah.
Kepala Disparbud Kota Bogor, Iceu Pujiati mengatakan, untuk menjawab tantangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno yang menganggap Kota Bogor memiliki peluang besar karena punya banyak potensi di dunia Ekraf.
“Ada 3 sektor dari 17 sub sektor yang menonjol di Kota Bogor, yakni kuliner, fashion dan kriya. Saat ini kami bersama Forum Ekraf REKA Bogor sedang memproses indikator-indikator yang bisa membuat Kota Bogor menjadi Kota Kreatif,” ujarnya.
Salah satu upaya yang ia lakukan adalah pendataan pada para pelaku Ekraf di Kota Bogor. Iceu menyebut dalam catatan REKA Bogor terdapat 690 pelaku Ekraf di kota ini.
Target menjadi Kota Kreatif ini akan dikejar secara bertahap, mulai dari tingkat provinsi, nasional, hingga internasional. Iceu mengatakan Kota Bogor bersaing dengan Depok dan Solo. Meski begitu dirinya yakin dan optimistis Kota Bogor dapat tampil mewakili Indonesia.
“Kita (Kota Bogor) punya kuliner yang bervariasi dan banyak inovasinya. Di samping itu di Kota Bogor juga terdapat tempat-tempat kuliner dan makanan yang legendaris berusia puluhan hingga ratusan tahun. Tempat-tempat makannya juga punya ceritanya masing-masing,” ucapnya.
Ia berharap Kota Bogor bisa mencapai target menjadi Kota Kreatif yang diakui dunia. Iceu memasang target angan-angan itu terwujud di tahun 2024 mendatang.
Nah, untuk menjadi kota kreatif ada 18 indikator dan dan Kota Bogor sudah mengajukan aplikasi ke UNESCO. Ke-18 indikator kota kreatif antara lain pertama, peran dan dasar-dasar bidang kreatif dalam sejarah kota.
Kedua, pentingnya ekonomi dan dinamika sektor budaya dan jika mungkin, dari bidang kreatif yang menjadi perhatian, data pada kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi dan lapangan kerja di kota, jumlah perusahaan budaya dan lain-lain.
Ketiga, pameran, konferensi, konvensi dan peristiwa nasional dan atau internasional lainnya yang diselenggarakan oleh kota selama lima tahun terakhir dan ini ditujukan untuk para profesional di bidang kreatif yang menjadi perhatian, diantaranya pencipta, produsen, pemasar, promoter.
Keempat, festival, konvensi dan acara skala besar lainnya yang diselenggarakan oleh kota dalam lima tahun terakhir di bidang kreatif yang menjadi perhatian dan ditujukan pada penonton lokal, nasional, dan atau internasional.