Ia menyatakan, upaya Prabowo dalam menyikat habis para koruptor harus didukung oleh semua pihak.
Dalam pandangannya, Prabowo nampak tidak main-main dalam melakukan hal tersebut, termasuk dalam kasus korupsi di tubuh Pertamina.
“Pertamina ini kan dashyat sekali korupsinya, presiden tak boleh setengah-setengah,” ujar Saor dalam keterangannya, Sabtu (15/3/3035).
Dan terkait dengan adanya isu ‘pergantian pemain’ dalam kasus tersebut, Saor melihat hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Menurutnya, pengungkapan kasus korupsi di Pertamina oleh Kejaksaan Agung adalah upaya untuk membersihkan BUMN itu dari orang-orang yang berupaya menggerogotinya.
“Orang boleh saja mengatakan itu (ganti pemain), tapi saya melihatnya ini sebagai upaya untuk membersihkan (Pertamina),” jelasnya.
Sepak terjang Riza Chalid
Jufri juga menyoroti dugaan keterlibatan anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Adrianto Riza, dalam kasus korupsi tersebut.
Menurut Jufri, Riza Chalid adalah salah satu sosok yang memiliki reputasi buruk di sektor migas di Indonesia.
Dan karena sepak terjangnya, Pertamina Energy Trading Limited atau Petral dibubarkan di periode awal pemerintahan Jokowi.
Petral adalah anak perusahaan dari Pertamina PT Pertamina (Persero), yang dibubarkan karena dianggap terdapat praktik mafia Minyak dan Gas (Migas).
“Meski sudah dibubarkan, jaringan lama Riza Chalid di Petral diduga masih ada dan bermetamorfosis,” tutur Jufri.
Terkait hal itu, Peneliti Lembaga Kajian Geopolitik dan Bisnis (LKGB), Ferdian Kebe membenarkan pernyataan Jufri.
Menurut Ferdian, Riza Chalid memang seorang pemain di importir migas dan menguasai tata kelola migas di Indonesia.
“Riza sudah terkenal dengan reputasinya yang kurang baik di dunia migas, kiprahnya menyebabkan Petral, anak perusahaan Pertamina di Singapura, ditutup,” ungkapnya.(*)