Juruketik.com – Pemkot Bogor kembali meraih Piala Adipura 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebelumnya, Pemkot Bogor juga meraih Adipura pada 2023 lalu.
Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Alue Dohong menyerahkan anugerah Piala Adipura kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (5/3). Kemudian Bima Arya membawa Piala Adipura ini menggunakan moda transportasi massal, Kereta Rel Listrik (KRL) dari Stasiun Duren Kalibata menuju Stasiun Bogor.
Anugerah Adipura kedua ini merupakan penghargaan yang kedua pada masa kepemimpinannya. Prestasi ini tak lepas dari sinergita Pemkot Bogor bersama komunitas, warga, TNI-Polri, Forkopimda, sekolah-sekolah, kampus, pengusaha dan warga Kota Bogor.
Bima Arya mengenakan kaos hitam bertuliskan Adipura Meunang Deui (Adipura Dapat Lagi), mendapat sambuatan hangat dari ratusan warga dan petugas kebersihan yang telah menunggunya di Alun-Alun Kota Bogor.
Setelah memberi sambutan di Alun-Alun, Bima bersama Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor naik kendaraan bak terbuka untuk melakukan pawai dan menunjukkan piala ini ke warga Kota Bogor.
“Sengaja kami melakukan pawai. Ini bukan hanya selebrasi. Tapi ini adalah juga edukasi sosialisasi kepada semua untuk memberikan semangat agar terus menjaga kebersihan kota,” ucap Bima Arya.
Piala itu dibawa keliling Kota Bogor dengan rute Alun-Alun Kota Bogor- Jalan Kapten Muslihat-Jalan Ir H Juanda (Balai Kota Bogor)-Jalan Jalak Harupat (Sempur)-Jalan Pajajaran (Tugu Kujang )-Jalan Otista-Jalan Surya kencana-Jalan Batu Tulis-Jalan Pahlawan (Bondongan)-Empang-BTM-Jalan Paledang (kantor DLHK)-Jalan Muslihat-Balai Kota Bogor.
Sepanjang jalan warga Kota Bogor menyambut dengan suka cita, terutama anak-anak sekolah yang berbaris di sisi Jalan Ir H Juanda dan Jalan Otto Iskandar Dinata.
Dalam kesempatan itu Wali Kota Bima juga turun dari mobil dan berlari agar anak-anak sekolah bisa melihat dari dekat piala Adipura yang dinantikan sejak 1995 ini.
Pawai ini ingin warga yang sebelumnya tidak tahu apa itu Anugerah Piala Adipura menjadi tahu, serta menjadi semakin bangga atas kebersihan Kota Bogor. “Jadi itu target kita melakukan pawai. Memberikan inspirasi, edukasi dan menyemangati. Saya titip Adipura ini jangan pergi lagi dan kita targetkan Adipura Kencana,” kata Bima Arya.
Menurutnya, Adipura ini merupakan instrumen kebijakan yang telah melalui perubahan dan pengembangan sehingga harapannya dapat terciptanya instrumen yang baik dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang bersih teduh dan berkelanjutan.
“Semoga ini menjadi inspirasi untuk terus memberikan inovasi yang tak berhenti untuk menguatkan konsep green economy, sirkular ekonomi yang menjadikan Bogor sebagai kota yang betul-betul hijau dan ramah lingkungan,” katanya.
Pemberian Anugerah Adipura dan Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ini secara simbolis dibuka Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Ma’ruf Amin yang diawali dengan pemberian Anugerah Adipura Kencana. “Saya menyambut baik penyelenggaraan penghargaan Adipura sebagai salah satu medium affirmative atas upaya mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan di Indonesia. Saya harapkan program ini dapat terus diperkaya dengan ragam inovasi sehingga mampu menyesuaikan dengan dinamika zaman serta perubahan arah kebijakan,” katanya.
Di tahun 2025, pemerintah pusat menetapkan target kebijakan nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan sampah sebesar 70 persen sehingga di tahun 2050 Indonesia menargetkan zero waste dan zero emisi di tahun 2050.
“Salah satu upaya adalah dengan mendorong mewujudkan itu penetapan sistem pengelolaan sampah secara terpadu dari hulu ke hilir. Sistem strategi ini tidak hanya membutuhkan terobosan yang implementatif, tapi juga menuntut kinerja pemerintah yang partisipatif serta masyarakat yang aktif,” katanya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan Anugerah Adipura merupakan penghargaan kepada kota di Indonesia yang berhasil dalam hal kebersihan serta pengelolaan dalam lingkungan perkotaan untuk tujuan kepemimpinan dan komitmen pemerintahan kabupaten/kota serta membangun partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk berperan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi hijau, fungsi sosial dan fungsi ekologis dalam pembangunan dengan menerapkan prinsip tata pemerintahan yang baik untuk mencapai kota berkelanjutan.
Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan, proses penilaian Adipura dilakukan dengan berbasis sistem dan data yang mewajibkan daerah untuk menyampaikan data pengelolaan sampah melalui sistem informasi pengelolaan sampah nasional, Entitas yang dinilai dari kabupaten/kota dibagi lima tingkatan klasifikasi berdasarkan perumusan dokumen kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah.
Sehingga daerah yang berhak mendapatkan insentif berupa penghargaan adipura ditentukan dengan hasil penilaian yang komprehensif dari data capaian kinerja pengelolaan sampah.
“Penilaian itu juga dihasilkan melalui pemantauan fisik kota dan penilaian kinerja di bidang pengelolaan sampah. Penilaian kondisi operasional dari TPA serta pembuatan inovasi yang dilaksanakan daerah dalam mewujudkan kota yang bersih teduh dan berkelanjutan,” ujarnya. (*)