Juruketik.com – Sudah bukan jadi rahasia umum jika penyebaran wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) menyebabkan omset pedagang hewan kurban mengalami penurunan. Seperti yang dialami pedagang hewan kurban di Kota Bogor, Tjahyadi Ermawan.
Owner Mulya Farm Bogor itu mengaku omset pendapatan dari usahanya mengalami penurunan hingga 50 persen. Meski begitu, Tjahyadi tetap optimis jika jualan hewan kurbannya masih akan banyak yang membeli.
“Untuk saat ini, grafik penjualan hewan kurban di kami memang menurun curam dan cukup drastis, hampir 50 persen,” kata Tjahyadi kepada wartawan, Kamis (7/7).
“Tapi, ini kan masih ada beberapa hari lagi jelang Hari Raya Idul Adha 2022, Insya Allah ada mukjizat dari Tuhan dan mudah-mudahan masih ada tambahan order,” sambungnya.
Menurutnya, untuk mensiasati agar usaha jual hewan kurban yang dimilikinya tetap berjalan, Mulya Farm Bogor melakukan sejumlah inovasi dalam segi penjualan.
Selain mengandalkan penjualan secara offline, pihaknya juga melakukan penjualan secara online. Yakni, dengan memasarkan hewan kurban jualannya melalui media sosial (Medsos).
“Kami melakukan sejumlah inovasi untuk teknik penjualan. Kita lebih ke digital melalui sosmed seperti live IG juga sistem ngeblas brosur berbentuk PDF ke grup-grup di FB, IG dan Whatsapp,” ucap dia.
Dalam pemasaran yang dilakukan melalui medsos ini, ditambahkan Tjahyadi, pihaknya juga turut mengedukasi ke masyarakat bahwa hewan kurban yang dijual tetap aman untuk dikonsumsi.
“Paling yang butuh effort lebih besar itu untuk meyakinkan masyarakat untuk berkurban. Tapi tetap kami edukasi ke masyarakat, karena Kementerian Pertanian juga sudah menyatakan baik daging maupun susu dari sapi yang terkena PMK masih sehat dikonsumsi,” tandasnya.
Discussion about this post