Juruketik.com | Bogor – Calon Wali Kota Bogor 2024, Dokter Rayendra, menggelar dialog dan silaturahmi bersama tokoh Katolik Keuskupan Bogor di Gereja Katedral Bogor.
Kedatangan doktor jebolan S3 IPB University itu, disambut hangat oleh Mgr. Paskalis Bruno Kardinal Syukur, O.F.M selaku Uskup Keuskupan Bogor dan Romo Mikail Indro, selaku Romo Vikep Kemasyarakatan Keuskupan Bogor.
Dialog juga diikuti para pengurus Pemuda Katolik Kota Bogor. Obrolan dilangsungkan di ruang pertemuan Katedral.
Dalam dialog yang begitu hangat, Dokter Rayendra menyampaikan ucapan terimakasih atas penerimaan dirinya.
Ia juga menyampaikan ucapan selamat untuk Mgr. Paskalis yang 6 Oktober lalu diumumkan sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus.
“Saya bersyukur diterima sangat baik di sini layaknya keluarga. Saya juga bersyukur karena Bapak Uskup terpilih menjadi kardinal. Mudah-mudahan terus sehat sampai pelantikan di Vatikan pada bulan Desember,” ucap Dokter Rayendra, Selasa (8/10/2024).
Dokter Rayendra selanjutnya menyampaikan harapan untuk kehidupan beragama di Kota Bogor. Ia menekankan, hadirnya tokoh agama turut berperan dalam menjaga budaya toleransi dan kehidupan beriman.
“Semoga harmoni keberagaman di Kota Bogor dapat terus terjaga, tentunya dengan hadirnya tokoh agama yang selalu berperan,” ujar Dokter Rayendra.Sementara Mgr. Paskalis memberikan apresiasi tinggi untuk Dokter Rayendra. Ia menilai, Dokter Rayendra punya semangat tinggi dalam berkontribusi untuk kepentingan orang banyak, khususnya warga Kota Bogor.
“Saya ucapkan terimakasih, sebab kita perlu orang-orang berani yang mau memikirkan kepentingan bersama. Dalam konteks ini Pak Dokter yang mau mendayagunakan kekayaan pikiran dan gagasan untuk membawa kebaikan bagi umum,” ujar Mgr. Paskalis.
Lebih jauh, Mgr. Paskalis juga memuji perihal ihwal majunya Dokter Rayendra dalam Pilwalkot Bogor 2024.
“Bahwa hati adalah modal utama memang betul. Artinya panggilan jiwa untuk mengabdikan diri bagi masyarakat. Dan Pak Dokter sudah melakukan itu lebih dari dua tahun, bertemu masyarakat semua golongan. Saya kira, untuk menjadi pemimpin ya harus seperti itu,” jelas Mgr. Paskalis.
“Pemimpin bukanlah orang administratif kalo menurut saya. Pemimpin adalah orang yang memang menjumpai banyak masyarakat, dan melihat hal yang perlu dibenahi, kemudian dia menjawab tantangan itu,” lanjutnya.
Mgr. Paskalis pun menyatakan dukungannya untuk Dokter Rayendra maju sebagai pemimpin Kota Bogor.
“Jadi, saya dukung, orang-orang seperti Pak Dokter yang mau mengejar panggilan hati dalam membawa sesuatu yang baik untuk masyarakat,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Romo Indro. Ia turut mendoakan Dokter Rayendra yang membawa niat baik untuk Kota Bogor.
“Kita doakan untuk Pak Dokter dapat memimpin masyarakat. Kami mendukung dan mendoakan,” ucap Romo Indro.
Tak lupa, Romo Indro menyampaikan harapannya apabila Dokter Rayendra terpilih dalam Pilwalkot Bogor. Ia mengharapkan perhatian untuk guru-guru agama Katolik yang masih luput dari perhatian.
Selain itu, ia juga menyampaikan keluh kesah perihal sulitnya lahan pemakaman, terkhusus bagi jemaat Katolik yang kurang mampu. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya lahan pemakaman yang ada di Kota Bogor.
Dokter Rayendra yang telah lebih dulu mengamati masah itu pun memberi jawaban.
“Itu memang menjadi program kami, yakni penyediaan lahan pemakaman. Sebab masyarakat di wilayah sudah banyak yang mengeluhkan pada saya tentang mahalnya biaya pemakaman. Maka dari itu, saya bertekad merealisasikan pemakaman gratis lewat program Bogor Tersenyum,” jawabnya.
“Lahan akan kita siapkan, jadi warga tidak usah memikirkan dan tidak usah bayar lagi 1,5 juta untuk pemakaman. Nanti tanggung jawab pemkot untuk melakukan itu,” lanjut Dokter Rayendra.
Selain itu, program Bogor Tersenyum juga menawarkan layanan gratis untuk ibu-ibu hamil yang akan melahirkan, sesuai permintaan warga.
“Saya punya mimpi bahwa nanti di Bogor ibu-ibu melahirkan bisa gratis, tapi hanya untuk istri pertama saja, soalnya saya di pesan dari ibu-ibu bikin aturan istri pertama. Istri kedua tidak boleh dibayarkan,” ujar Dokter Rayendra.
Mendengar jawaban itu, Romo Indro makin mantap. Namun ia menyampaikan satu harapan lagi untuk Dokter Rayendra.
“Kami juga menitipkan satu hal lagi dari gereja Katolik, masih ada PR gereja yang nanti mungkin bisa Pak Dokter pertimbangkan ketika menjabat, yakni kami belum ada penyelenggara Katolik sendiri di Kementrian Agama,” kata Romo Indro.
“Secara konstitusi, 6 agama diakui. Maka diperlukan juga perwakilan dari gereja Katolik untuk menjadi penyelenggara. Kami bukan bicara soal anggaran, tapi soal hak beragama,” lanjutnya.
Mendengar itu, Dokter Rayendra menyampaikan konitmen untuk memperhatikan kehidupan beragama yang masih luput dari perhatian. Salah satunya menyoal penyelenggara keagamaan.
Setelah dialog berlangsung lebih dari satu jam, tokoh Katolik yang hadir melangsungkan doa bersama untuk majunya Dokter Rayendra jadi Wali Kota Bogor. Doa berlangsung dengan khidmat sesuai cara berdoa masing-masing.
Mgr. Paskalis memimpin langsung doa yang diikuti tokoh dan pemuda Katolik.
“Mudahkanlah jalan Dokter Rayendra yang mau memikirkan dan melaksanakan kebaikan di Kota Bogor ini. Mudahkanlah Dokter Rayendra yang mau mengabdikan dirinya di kota ini. Terimakasih kepada-Mu, kami mohon berkat-Mu,” tutur Mgr. Paskalis memimpin doa.
Setelah dialog usai, Pemuda Katolik mengajak Dokter Rayendra berkeliling menengok lingkungan Gereja Katedral. Para jemaat yang menyadari Cawalkot nomor 5 itu berkunjung pun antusias.
Mereka bergantian meminta swafoto atau bersalaman langsung dengan dokter bergelar fellow kedokteran Asia itu.
Dokter Rayendra yang sedang berkeliling pun turut disambut hangat oleh Romo Paulus Haruno, Pastor Kepala Katedral Bogor.
Meski berlangsung singkat, pertemuan Dokter Rayendra dan Romo Paulus Haruno penuh makna. Romo Paulus tak mau kalah dengan jemaat untuk mengajak Dokter Rayendra berswafoto.
Setelahnya, ia mengucapkan harapan agar Dokter Rayendra sukses dalam kehidupannya. (*)