Juruketik.com – Kota Bogor terkenal dengan kota jasa, pariwisata dan niaga. Namun sedikit yang tahu, bila di Kota Bogor juga memiliki lahan pertanian berupa ladang dan sawah. Bahkan, Pemkot berikhtiar mengembangkan pertanian berbasis wisata. Nah saat ini Pemkot juga mengembangkan padi berkualitas. Seperti apa?
Secara geografis Kota Bogor terletak diantara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Jakarta. Kota Bogor memiliki potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.
Sementara pertanian, Pemkot Bogor mendukung peningkatan ketahanan pangan di masa depan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu wujud komitmen tersebut untuk mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas dan berkelanjutan.
Tentunya program ini bekerjasama dengan IPB University yang lokasi kampusnya berada di tengah Kota Bogor.
Penerapan pertanian modern ini untuk menjawab kebutuhan solusi pertanian yang inovatif dan adaptif. Dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi tanpa tanah seperti otomatisasi untuk pemberian nutrisi, pengamatan kualitas air dan udara, serta pencahayaan.
Begitu juga, hidroponik dan kecerdasan buatan untuk memperkirakan pertumbuhan tanaman, panen, serta diagnosis kesehatan tanaman. Melalui sistem ini memungkinkan pertumbuhan tanaman dalam lingkungan terkontrol sepenuhnya.
Nah, salah satu yang sudah berhasil yakni padi nutrizinc di Kebun Penelitian Tanaman Padi, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat. Pada Jumat (28/6), sudah panen sebanyak 1,2 ton dari lahan seluas 2.000 meter persegi.
Camat Bogor Barat, Dudi Fitri Susandi menjelaskan, padi itu merupakan hasil kolaborasi antara Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat, dan BSIP Kementerian Pertanian. Kerja sama ini dijalin sebagai bentuk upaya penanganan stunting di Kecamatan Bogor Barat dan Kota Bogor.
“Sawah ini sudah ditanam selama empat bulan. Padi yang ditanam bukanlah padi biasa melainkan padi nutrizinc yang memiliki kandungan nutrisi zinc tinggi. Ada sebanyak 1,2 ton gabah yang dihasilkan pada panen raya ini,” jelas Dudi.
Beras hasil panen raya ini akan dibeli oleh Komunitas Perempuan Indonesia Maju (PIM), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Beras tersebut kemudian akan disalurkan pada 18 anak stunting dan 27 Keluarga Rawan Stunting (KRS) di Kelurahan Pasirjaya.
Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengapresiasi dan berterima kasih atas inovasi yang digagas oleh Kecamatan Bogor Barat dan Kelurahan Pasirjaya tersebut. Sebab, menurut dia hal ini menjadi inovasi pertama dalam penanganan stunting di Indonesia.
“Ini sangat relevan dengan program Pemerintah Pusat dan Pemkot Bogor dalam mengentaskan stunting. Karena anak-anak yang mengkonsumsi Padi Varietas Nutrizinc ini akan mendapatkan banyak manfaat dari zinc lebih banyak. Mulai dari kulit, tulang, rambut, antibodi, kognitifnya juga karena manfaatnya zinc untuk itu semua,” ucap Hery.
Ia berharap ke depan inovasi penanaman Padi Nutrizinc ini dapat dikembangkan di lahan-lahan lain di Kota Bogor agar dapat menghasilkan beras yang lebih banyak lagi.
Pemulia Padi Nutrizinc, Wage menjelaskan, butiran padi nutrizinc lebih ramping jika dibandingkan dengan jenis Ciherang. Namun memiliki konsistensi gel lebih kuat dan kandungan zinc yang tinggi yakni 34 mg 2 kali lebih banyak dari beras biasa. Program penanganan stunting dengan beras nutrizinc dipandangnya sangat pas di Kota Bogor yang masyarakatnya menjadikan nasi sebagai makanan pokok.
“Kalau pendekatannya lewat beras, akan berkelanjutan tinggal nanti di sampingnya ada program tambahan telur dan sebagainya. InsyaAllah memperkaya program-program pencegahan stunting,” terangnya.