Juruketik.com – Yayasan At-Taufiq ICAT Bogor (YATIB) melaporkan ke polisi terkait dugaan kasus kekerasan dan pengambilan barang secara paksa ke Sekolah At-Taufiq Bogor pada Sabtu (16/7). Laporan sendiri dilakukan ke petugas SPKT Polresta Bogor Kota pada hari yang sama.
Pembina YATIB, Said Awad Hayaza mengatakan, kedatangannya ke Polresta Bogor Kota terkait dengan kajadian yang terjadi di lahannya. Saat itu ada puluhan orang yang datang, kemudian mengambil peralatan di sekolah secara paksa disertai tindak kekerasan terhadap petugas keamanan yang tengah berjaga.
“Kami ke sini melaporkan atas kejadian pada Sabtu pagi sekitar pukul 06:30 WIB. Dimana telah terjadi di atas tanah dan bangunan kami, datang banyak orang,” kata Said Awad Hayaza, Minggu (17/7).
Menurutnya, sekelompok orang tersebut mengambil peralatan yang ada di sekolah yang mereka klaim merupakan hak mereka.
Said menjelaskan, dalam pengambilan barang-barang itu pihaknya sempat bersitegang, karena puluhan orang itu tidak bisa membuktikan bahwasannya barang-barang yang mereka angkut merupakan milik mereka.
“Oknum ini mengaku sudah koordinasi dengan pihak polisi untuk mengambil hasil pembelian dari dana BOS yang memang mereka klaim. Namun dari dokumen kami tidak semua barang-barang itu milik mereka,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati apabila mengambil barang secara paksa akan berurusan dengan hukum.
“Yang diambil oleh mereka banyak sekali, termasuk AC, TV dan lemari. Sebagian besar yang mereka ambil bukan hasil pembelian dari dana bos, mungkin saja ada sebagian kecil dari dana bos, tapi itu perlu dibuktikan dengan kwitansi pembelian sesuai dengan yang terdapat pada laporan dana bos,” ungkapnya.
Said melanjutkan, bahwa dirinya sudah meminta ke pihak terkait untuk menunjukkan barang-barang mana saja yang dibeli dari dana BOS.
Namun mereka belum menjawab surat dari pihak YATIB, tiba-tiba tanpa izin mengambil paksa barang-barang dari lokasi lahan tersebut.
“Yang datang ke lokasi kami itu berkisar 30 orang. Jadi kami melaporkan tiga unsur, yaitu penganiayaan, pencurian dengan kekerasan dan pemberatan juga ada,” ungkap Said.
Masih kata Said, salah satu hasil dari laporan yang dilayangkan pihaknya, ternyata kelihatan sekali bahwa pihak kepolisian juga keberatan dengan hasil rekaman video, dimana dari rekaman ini para oknum yang datang ke sekolah itu mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian.
Namun, faktanya itu tidak benar karena kepolisian merasa apa yang disampaikan oleh oknum tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
“Jadi disini ada indikasi penyiaran atau pemberitahuan bohong, dan terjadi kekerasan terhadap sekuriti kami yang berusaha menahan mereka, karena mereka masuk tidak membawa surat dari pengadilan untuk mengambil barang,” jelas Said.
Dalam peristiwa yang terjadi pada Sabtu pagi itu, kata Said, ada pemukulan terhadap 3 orang sekuriti dan semuanya sudah dimintai keterangan oleh Polresta Bogor Kota.
“Ketiga Sekuriti kami sudah melakukan visum di Polresta,” imbuhnya.
Said berharap, laporan yang dilayangkan pihaknya dapat segera diproses oleh jajaran Polresta Bogor Kota.
“Semoga Polresta Bogor Kota bisa segera mengambil tindakan sebaik-baiknya,” tukasnya.
Discussion about this post