Juruketik.com -Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengeluarkan surat edaran terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (PLS), bagi peserta didik tahun ajaran baru 2022-2023 yang sedianya akan dimulai Besok (18/7).
Dalam surat edaran nomor 421/4070-SMP menyebut kegiatan PLS di Kota Bogor dilakukan secara daring.
Kadisdik Kota Bogor Hanafi mengatakan, kebijakan daring dikarenakan kasus Covid-19 di Kota Bogor mengalami lonjakan selama beberapa minggu terakhir.
“Kami sampaikan bahwa kegiatan pengenalan sekolah tahun ajaran baru 2022-2023 dilakukan secara daring,” kata Hanafi.
Adapun bagi sekolah yang mengadakan PLS bagi siswa didik barunya harus memperhatikan beberapa hal, pertama materi pokok PLS harus tetap disampaikan kepada para peserta didik baru.
Kedua, Disdik meminta pelaksanaan PLS yang dilakukan secara daring tidak mengurangi semangat dan makna kegiatan tersebut.
Ketiga, kegiatan demo ekstrakulikuler dapat ditayangkan melalui tayangan video.
“Terakhir, kegiatan PLS berlangsung selama tiga hari yakni sejak Senin (18-20/8), sebagaimana kalender akademik yang sudah disosialisasikan,” papar Hanafi.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Bogor, Sabtu (16/7) dilaporkan bertambah 38 kasus positif baru dengan pasien masih dirawat di rumah sakit sebanyak 23 pasien, dan dinyatakan sembuh 15 orang. Saat ini masih ada 433 pasien yang masih dalam perawatan.
Jumat (15/7) bertambah 44 kasus positif baru, dan Kamis (14/7) bertambah 43 kasus positif baru. Total secara keseluruhan pasien yang terpapar Covid-19 sebanyak 60.592 pasien.
Sedangkan bagi siswa lainnya yang tidak melaksanakan PLS akan masuk sekolah seperti biasa namun dibatasi kapasitasnya sebesar 50 persen.
“Untuk SD, kemudian SMP dan SMA kelas 2 dan 3 masuk bergantian 50 persen,” tuturnya.
Namun demikian, pihaknya akan melakukan evaluasi selama satu bulan kedepan atau bulan Agustus sembari melihat kondisi dan memastikan kesiapan sekolah untuk menerapkan pembelajaran tatap muka.
“Kalau kondisi membaik dan kebijakan lainnya mendukung, PTM 100 persen akan kita laksanakan,” katanya.
Hanafi mengaku perlu kehati-hatian dalam menentukan kebijakan tersebut, mengingat kasus Covid-19 Kota Bogor masih menghantui hingga saat ini.
“Kemarin Kota Bogor status PPKM sempat level 2, tapi sekarang level 1. Sambil mempersiapkan kesiapan sekolah,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai Kasatpol PP Kota Bogor.
Secara berjenjang informasi tersebut telah disosialisasikan lewat kepala sekolah menjelaskan Kota Bogor belum dapat menerapkan PTM 100 persen.
Apalagi mengingat data covid masih naik turun, sehingga memiliki risiko yang cukup tinggi.
Maka dari itu ia mengimbau kepada setiap sekolah untuk mempersiapkan sarana prasarana sekolah agar disesuaikan dengan skenario Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi sebelumnya.
Dirinya berharap kebijakan yang saat ini diambilnya akan membawa dampak positif untuk pelaksanaan PTM ke depannya.
“Mudah-mudahan situasi membaik, jadi situasi seperti ini hanya sebulan. Untuk kedepannya kita lihat kondisi nanti seperti apa. Sambil berjalan kita analisis,” tukasnya
Discussion about this post