Juruketik.com – Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, Kompol Galih Apria menyebut, tidak ada titik krodit yang terjadi dalam hari pertama pemberlakuan rekayasa lalulintas di sejumlah ruas jalan di Kota Bogor.
Kepastian itu disebut Kompol Galih Apria berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan unsur Muspida Kota Bogor di Mal Lippo Kebun Raya Bogor pada Selasa, 2 Mei 2023 siang.
“Jadi kalau saya berani sampaikan, bahwa hari ini adalah hari pertama masyarakat masuk sekolah, dan hari ini mungkin pertama juga memulai aktivitas kembali sehingga betul-betul full dimana-mana,” kata Kompol Galih Apria kepada wartawan.
“(Tetapi) untuk titik krodit sebenarnya dari tadi pagi tidak ada, tetap mengalir seperti biasanya,” sambung dia.
Dicontohkan Kompol Galih Apria, seperti yang terjadi di Jalan Jalak Harupat, ada antrean kendaraan hingga Lapangan Sempur.
Sebenarnya, hal itu setiap hari atau pagi dan sorenya selalu seperti itu. Karena, kepadatan volume dan sebagainya.
Meski begitu, pihaknya akan terus membiasakan masyarakat untuk mematuhi aturan, khususnya pada rambu-rambu lalulintas.
“Seperti yang terjadi disini (simpang Lippo) kan ketika tidak ada petugas masyarakat maju dia sampai ke titik pintu KRB Amaris, sementara kita lihat TL-nya (Traffic Light) sebelum itu,” ucap Kompol Galih Apria.
“Nah itu yang harus kita berikan pemahaman ke masyarakat, bahwa pentingnya jangan curi-curi lampu, kalau sudah waktunya hijau jalan, kalau waktunya merah harus berhenti,” lanjut dia.
Kemudian, dilanjutkan Kompol Galih Apria, pada hari pertama pemberlakuan rekayasa lalulintas ini, terpantau pihaknya, bahwa masyarakat sedang melakukan penyesuaian. Dalam artian sedang mencari atau adaptasi terkait perubahan jalur ini.
Untuk itu, pihaknya akan lebih intens lagi untuk turun ke lapangan. Bahkan, mengubah jadwal personel menjadi tiga shift atau 24 jam full, untuk menjaga arus lalulintas di Kota Bogor.
“Dan kami siapkan 3 pos pengaduan apabila masyarakat memiliki masukan dan pengaduan, kami siapkan. Kami juga akan lihat beberapa hari ke depan, ini kan masyarakat sedang adaptasi melihat rute-rute,” ungkap Kompol Galih Apria.
“Terlebih nanti kita antisipasi untuk, ya sekarang kan orang kebanyakan menggunakan Google Maps, dia bilang belok kiri padahal itu sudah dialihkan, nah itu yang harus tetap penyesuaian, makanya personel kita gabungan TNI, Polri dan Dishub jaga terus sampai malam,” sambung dia.
Pada kesempatan ini, Kompol Galih Apria mengungkapkan, karena rekayasa lalulintas ini bertujuan untuk kebaikan bersama, dalam hal ini untuk mensukseskan pembangunan Jembatan Otista Kota Bogor.
Sehingga, diharapkan masyarakat untuk bisa bersabar, dan silahkan memilih rute lain dalam perjalanannya.
“Seperti yang disampaikan Pak Kapolresta, biasanya orang ketika lewat dari Sudirman yang mau ke arah Tol Jagorawi pasti lewat Baranangsiang, nah sekarang masyarakat sudah kita bantu untuk dipecah ada yang (via) ke Baranangsiang dan BORR,” beber dia.
“Dan tadi terpantau juga BORR sudah padat, berarti masyarakat sudah bisa membuat planing keberangkatan sama kepulangan tersebut, karena konsep utama dari lalulintas adalah memberikan rasa aman, nyaman dan lancar perpindahan dari titik satu ke titik lainnya,” lanjut Kompol Galih Apria.
Disinggung apakah pemberlakuan rekayasa lalulintas ini sudah berjalan sesuai ekspektasi, Kompol Galih Apria tak menjawab secara pasti. Namun, ia menilai karena sejauh ini masih berjalan, sehingga analisa-analisas lain tetap dilaksanakan.
“Nanti kita sama-sama pantau, masukan juga dari masyarakat, dan Pak Kapolres membuka link aduan, masukan-masukan itu kami benar-benar evaluasi,” kata dia.
“Feeling saya seminggu lah. Jangankan warga, saya juga balik ke Empang atau ke Polresta harus menyesuaikan,” ujar Kompol Galih Apria saat ditanya prediksi butuh berapa hari masyarakat melakukan penyesuaian pemberlakuan rekayasa lalulintas.(Red)